MEDAN – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho mengatakan sudah saatnya desa dan wilayah perbatasan dijadikan beranda depan sebuah rumah yang bernama Indonesia.  Karena potret serta kondisi pedesaan maupun wilayah perbatasan merupakan cermin wajah sebuah negara.

“Kalau sekarang desa yang biasa ada di perbatasan wilayah adalah beranda belakang sebuah rumah besar, sekarang harus kita balik menjadi beranda terdepan yang menunjukkan wajah sebuah negara karena berbatasan langsung negara lain,” kata Gatot saat membuka Sosialisasi Pemberian Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Desa di Kampus Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Sumut, Jalan Williem Iskandar, Medan, Senin (28/5).

Karena itu desa harus tertata dengan baik serta menjadi kontrol sosial yang kuat dan harus ditumbuhkembangkan. Jangan lagi mengidentikkan desa sebagai wilayah yang terisolir dari aspek infrastruktur dan telekomunikasi.

Pemerintah pusat sudah menyadari bahwa pertumbuhan pembangunan harus dimulai dari desa. Karena basis kearifan lokal ada di wilayah pedesaan. Jika desa tidak dibenahi, maka sumber daya manusia (SDM) produktif maupun sumber daya alamnya akan mengalir ke kota. Hal ini akan menyebabkan pergerakan modal yang terus terjadi dari desa ke kota, sehingga menyebabkan desa semakin tertinggal dan menimbulkan berbagai kerawanan sosial. "SDM dan modal akan menumpuk di kota , sementara desa akan semakin tertinggal," ujar Gatot. Hal tersebut dikatakan Gatot menjadi persoalan yang terjadi saat ini, dimana pembangunan cenderung berpusat pada perkotaan sehingga perlu kebijakan berupa keberpihakan dalam membangun pedesaan.


Daam kesempatan itu, Gatot juga mengatakan bahwa Kepala desa merupakan pemimpin yang sesungguhnya, karena setiap hari berhadapan langsung dan mendengarkan keluhan dan aspirasi warganya. Mulai dari mengurusi keperluan pernikahan, kependudukan, kemasyarakatan hingga pendidikan dan kesehatan warganya. Gatot yang diawal pidatonya membacakan lirik lagu Cita Cita Kecil Si Anak Desa ciptaan Ebiet G Ade memberikan motivasi bagi para kepala desa agar bersungguh-sungguh membangun sumber daya didaerahnya. Setiap masyarakat desa harus punya cita-cita membangun tanah kelahirannya.

“Seperti lagu Ebiet G Ade itu, kita harus bangga menjadi kepala desa. Gerakkan hati masyarakat desa agar bersemangat membangun desa,” ujarnya. Dalam sosialisasi tersebut, para peserta juga mendapatkan pelatihan pembentukan karakter dengan membangun kecerdasan emosional atau ESQ (Emotional Spiritual Quotient). Dengan pelatihan kepada 1.000 kepala desa tersebut Gatot megharapkan dapat memicu gerakan sosial bagi pembangunan di pedesaan.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemmas) dan Pemerintahan Desa, Pemprov Sumut Rusli Abdullah mengatakan untuk tahun 2012 ini dialokasikan bantuan dan Rp 50 juta untuk 1.000 desa tertinggal d Sumatera Utara. Acara pada hari ini, terang Rusli, merupakan sosialisasi angkatan pertama bagi 500 kepala desa di 13 kabupaten se-Sumut yang berlangsung selama tiga hari. Sedangkan angkatan ke dua berlangsung pada taggal 30Mei-1 Juni.  Bantuan masing-masing desa Rp 50 juta akan diberikan setelah para aparat desa mengajukan proporsal dengan sasaran bantuan antaralain untuk pembangunan infrastruktur desa, peningkatan ekonomi masyarakat yang dilaksanakan oleh lembaga usaha desa serta operasional pemerintahan desa.

Rusli juga mengatakan untuk desa-desa lainnya yang belum mendapatkan dana bantuan tahun ini, maka akan dianggarkan pada APBD tahun berikutnya mengingat keterbatasan dana. Dijelaskannya bahwa dana bantuan untuk desa ini sudah empat tahun diusulkan, namun baru tahun 2012 ini mendapat persetujuan dewan. Dengan dana bantuan senilai Rp 50 juta per desa yang diprioritaskan bagi desa tertinggal diharapkan dapat menjadi stimulus pembangunan pedesaan bersama dengan alokasi dana desa (ADD) kabupaten masing-masing.

Dalam sambutannya Rusli memaparakan dari dari 5.889 desa dan kelurahan di Sumut, terdapat 2.2876 desa tertinggal dan 2.352 desa berkembang. Sedangkan yang memiliki kantor hanya 1.963 desa, selebihnya masih menggunakan rumah pribadi sebagai kantor desa. Untuk itu, dengan bantuan yang telah diberikan diharapkannya dapat mendukung akselerasi pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat. Serta menambah pendapatan desa yang dapat digunakan dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan kemasyarakatan.


  Artikel yang saya publish kembali..."Syukron kk Vina ats kerjasama nya"

1 komentar:

  1. kalau Desa Maju maka kota juga akan maju.. ketika Kota Maju belum tentu Desa akan Maju.. Paradigma Pembangunan yang harus di difikirkan para pengambil kebijakan... Desa Sadar Potensi

    BalasHapus

 
Top