Kabarjakarta.com - “Pergantian tahun dari 2011 ke tahun 2012 kan tidak harus di tutup dengan hura-hura dan kegiatan yang tidak bermanfaat sejenisnya” ujar Emi Rahyuni, SP, ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Kammi Pusat usai acara launching Sekolah Perempuan Indonesia dibilangan Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu (1/1/2012)
Sekolah Perempuan Indonesia (SPI) KAMMI adalah salah satu kebijakan nasional Bidang Pemberdayaan Perempuan Pimpinan Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang kedepannya akan dilaksanakan di seluruh PD/PW Muslimah KAMMI PD/PW (Pengurus Daerah/Pengurus Wilayah) se-Indonesia.SPI terdiri dari empat kurikulum pokok yakni Advokasi yang disusun oleh Endang Dzunuraini Sahlan dan Indriani Agustina, bidang pendidikan yang dirancang oleh Iis Purwaningsih dan Siti Kholilah, kesehatan yang dibuat oleh Pramitha Sari dan Diah Imas Maryani, serta ekonomi dan gender budgeting oleh Franciska Sukmadewi Megawati beserta Asih Supriyatin. Kurikulum ini diambil berdasar  aspirasi Muslimah KAMMI Daerah dan Wilayah seluruh Indonesia sehingga program SPI KAMMI ini kemudian menggunakan kata sekolah karena program ini merupakan program pendidikan non formal yang berkesinambungan yang diharapankan manfaatnnya dapat dirasakan oleh seluruh perempuan-perempuan Indonesia, tambah Emi di sela-sela wawancara dengan kontributor KabarJakarta kemarin (1/1/2012).
Dalam sambutannya Franciska Sukmadewi Megawati, MT, CEO dari sebuah perusahaan training IT, Multi Solusi Training Center yang juga penyusun kurikulum SPI Bidang Ekonomi mengatakan dibentuknya unit program ekonomi terutama pembangunan basis home industri ini atas dasar keprihatinan terhadap keterbelakangan yang dialami perempuan Indonesia pada umumnya. Dengan adanya kemandirian ekonomi, perempuan bisa memiliki power dan kekuatan sendiri untuk melakukan apapun, serta membuka akses ke semua jaringan.Selain itu,berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia 2010, sekitar 60 persen UKM dikelola oleh perempuan Indonesia. Tanpa disadari ternyata perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan perekonomian negara.
Semoga dengan penyusunan kurikulum pemberdayan ekonomi perempuan ini, menjadi kontribusi konkrit untuk mewujudkan kemandirian, kesetaraan dan pengembangan potensi perempuan, tutur perempuan single asli Ngawi, Jawa Timur ini mengakhiri wawancara dengan KabarJakarta.
Acara launching Sekolah Perempuan Indonesia ini selain dihadiri undangan dari berbagai sayap perempuan mahasiswa dan lembaga-lembaga perempuan lainnya, juga dihadiri oleh ibu Nani Zakaria ketua umum Alisa “Khadijah” (Asosiasi Muslimah Pengusaha se-Indonesia), Ibu Indira Abidin SE, M.Ed, Managing Director Strategic Communications PT Fortune Pramana Rancang, dan dr. Diana Abas Thalib Hidayat , MARSd, Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Aliyah – Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Top