Resume buku
Risalah Pergerakan Hasan Albana I dan II
Sebenarnya ana membuat resume ini karena persyaratan suatu
training yang ana ikuti ketika iti.Ana sungguh bersyukur atas seleksi dari training itu sehingga ana
bisa menulis resume ini.
Secara keseluruhan, di dalam buku ini terdapat 18 judul dari
kumpulan risalah Hasan Al Banna, yaitu: 1. Risalah Ta’lim, 2. Nizhamul Usar, 3.
Dakwah Kami, 4. Apakah Kita Para Aktivis?, 5. Kepada Mahasiswa, 6. Menuju
Cahaya, 7. Risalah Jihad, 8. Mu’tamar Ke-enam, 9. Mar’ah Muslimah, 10. Kepada
Apa Kami Menyeru Manusia?, 11. Di Bawah Naungan Al-Quran, 12. Al-Ma’tsurat, 13.
Al-’Aqaaid, 14. Kepada Para Pemuda dan Secara Khusus Kepada Para Mahasiswa, 15.
Dakwah Kami di Zaman Baru, 16. Antara Kemarin dan Hari Ini, 17. Mu’tamar
Ke-lima, dan 18. Agenda Persoalan Kita dalam Kacamata Sistem Islam. Saya tidak
akan mengurainya secara terperinci, hanya beberapa bagian saja yang dianggap
sesuai.
Risalah ta’lim merupakan rumusan rambu-rambu dalam sebuah
gerakan Islam. Di dalamnya terdapat rukun-rukun bai’at (arkanul-bai’ah) dan
kewajiban-kewajiban seorang mujahid. Selama ini ‘bai’at’ hanya dikenal dengan
makna janji setia untuk mengamalkan wirid tertentu atau untuk ta’at kepada
figur syaikh tertentu. Risalah ta;lim hadir dengan penjelasan batasan-batasan
bai’at yang dibutuhkan dewasa ini. Adapun secara berurutan arkanul bai’at
adalah sebagai berikut: 1. Bai’at untuk memahami Islam secara benar (fahm /
pemahaman); 2. Bai’at untuk ikhlas hanya karena Allah (ikhlas); 3. Bai’at untuk
beraktivitas, yang telah digariskan awal langkahnya dan telah jelas tujuan
akhirnya (amal / aktivitas); 4. Bai’ta untuk berjihad (jihad); 5. Bai’at untuk
berkorban dengan segala apa yang dimiliki, demi meraih ridho Allah (tadhiyah
/ pengorbanan); 6. Bai’at untuk ta’at sesuai dengan kemampuannya
(taat / kepatuhan); 7. Bai’at untuk tegar menghadapi kondisi di setiap waktu
(tsabat / keteguhan); 8. Bai’at untuk memberikan loyalitas tota bagi dakwah ini
(tajarrud / kemurnian); 9. Bai’at untuk berukhuwwah sebagai titik tolak
(ukhuwwah); dan 10. Bai’at untuk memberikan kepercayaan kepada pemimpin dan
shafnya (tsiqah / kepercayaan).
Dalam nizhamul usar, Hasan Al Banna ingin menekankan
pentingnya pembinaan agar tujuan dakwah bisa tercapai, khususnya dalam bingkai
ukhuwwah. Beliau menekankan 3 pilar utama agar ikatan usrah ini menjadi erat.
Yaitu ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), dan takaful (saling
menanggung beban). Beliau juga menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan
dalam forum usrah antara lain membahas persoalan setiap individu dalam bingkai
ukhuwwah, mengbahas problematika Islam dan keummatan dan mengkaji buku-buku
yang referensif.
Bagian ‘dakwah kami’, menjelaskan tentang karakteristik
dakwah Ikhwan dan bagaimana sikap ikhwan menanggapi berbagai faham dan aliran
dis eluruh dunia. Misal pandangan mereka terhadap nasionalisme dan kebangsaan.
Di bahas juga tentang sikap ikhwan menanggapi fenomena perbedaan mazhab dalam
Islam. Berikutnya dalam ‘Apakah Kita Para Aktivis’, ‘Kepada Mahasiswa’, dan
‘Kepada Para Pemuda dan Secara Khusus Kepada Para Mahasiswa’, Hasan Al Banna
ingin menegaskan dan memberi paradigma bahwa kita sebagai kader dalam gerakan
dakwah harus menjadi kaum-kaum yang senantiasa beramal dan memiliki aktivitas
positif. Harus bisa menunjukkan bahwa gerakan dakwah itu memiliki aktivitas
yang berimbas nyata bagi kehidupan. Menjaga aktivitas takwiniah dan juga
sebagai mahasiswa juga harus memiliki kapasitas keilmuan yang mumpuni, memahami
ranah siasah / politik dan bisa memberikan filtrasi terhadap sistem politik
barat. Memiliki basis keilmuan yang kuat dan mumpuni.
Hasan Al Banna juga pernah mengirim surat kepada Pemimpin
saat itu, Raja Faruq I dan Mustafa An Nahnas, yaitu pada bagian ‘Menuju
Cahaya’. Isinya secara umum menyampaikan tentang pentingnya reorientasi
kekuasaan agar kembali kepada cita-cita Islam, pandangan Islam terhadap politik
barat dan solusi-solusi konkrit untuk memperbaiki kebijakan pemerintahan.
Berikutnya secara khusus, Hasan Al banna juga membahas seputar wanita dalam
‘Mar’ah Muslimah’. Di dalamnya ia menjelaskan urgensi wanita di dalam Islam dan
bagaimana kontekstualisasi kesetaraan antara laki-laki dan wanita. Bagaimana
pendapat Islam tentang wanita juga bantahan terhadap beberapa pendapat yang
dianggap menyimpang seputar wanita.
Pada bagian ‘Antara Kemarin dan Hari Ini’ membahas tentang
perkembangan dan sasaran fikrah islamiyah. Risalah ini telah diterbitkan sejak
awal munculnya fikrah Ikhwan sebelum terjadinya perang dunia II dan telah
dibaca oleh para aktivis dakwah pada saat itu. Di dalamnya ada diskripsi yang
bagus tentang mabadi’ (dasar-dasar) Islam serta sarana untuk
melakukan ishlah (perbaikan) sebagaimana telah diserukan kepada
kita untuk menerapkannya. Di dalamnya juga dibahas selayang pandang tentang
daulah islamiyah di awal kebangkitannya, saat Al- Qur’an dijadikan dustur
(undang-undang) dalam kehidupan masyarakat, dan Rasulullah sendiri yang
memimpin dan menjadi qudwah (sumber keteladanan) bagi mereka.
Pada risalah ini juga terdapat analisis yang cukup detail tentang faktor-faktor
yang dapat mengacaukan arus kebangkitan umat Islam dan menggeser keberadaan
mereka. Pembaca juga akan mendapatkan untaian kalimat yang berisi taujih (pengarahan)
yang sangat mengena pada penghujung risalah ini. Sungguh, tidak akan shalih
generasi akhir dari umat ini kecuali dengan apa yang menjadikan shalih para
pendahulunya.
Berikutnya dalam ‘Dakwah Kami di Zaman Baru’ menyampaikan
tentang bagaimana dakwah Islam bersikap di era modern ini. Pandangan tentang
konteks nasionalisme, arabisme dan ketimuran. Juga menekankan pentingnya aspek
pendidikan dan tarbiyah bagi umat manusia untuk mengembalikannya kepada
kesadaran akan Tuhan (rabbaniyah ‘alamiyah). ‘Di Bawah Naungan Al Qur’an’,
memberi himbauan kepada para aktivis Islam agar kembali kepada nilai-nilai
dasar Islam dan juga punya landasan agar tidak sepenuhnya taklid kepada sistem
barat.
Pada bagian ‘Al Ma’tsurat’, membahas tentang wirid dan
dzikir harian yang senantiasa menjadi kebiasaan para aktivis Islam. Di situ
disampaikan dzikir-dzikir harian yang ma’tsur, berdasarkan dalil-dalil yang
shahih. Secara tekstual, kalimat-kalimat dzikir juga dituliskan. Mulai
dari ayat-ayat Al Qur’an yang berisi do’a dan pengingat kepada Allah. Juga
dzikir-dzikir yang dianjurkan dan biasa dilakukan oleh Rasulullah dan para
shahabat. Terdapat pula do’a-do’a harian yang dianjurkan agar dilakukan pada
setiap kesempatan.
‘Al ‘Aqaaid’ merupakan bagian yang membicarakan tentang
masalah ‘aqidah Islamiyah. Disitu disampaikan seputar konsep dasar ‘aqidah
dalam Islam. Bagaimana bahwa Islam sangat menghargai akal manusia beserta
dalil-dalilnya. Disampaikan pula tentang asmaa’ul husna yang berjumlah 99 dan
bagaimana kontekstualisasinya dalam kehidupan yang juga disertai dalil ‘aqli
maupun naqli.
Dalam buku Risalah Pergerakan ini, memuat juga pidato Hasan
Al Banna dalam Muktamar Ikhwanul Muslimin muktamar, yaitu Muktamar Kelima dan
Keenam. Muktamar kelima (muktamar al khamis) secara umum memuat tujuan dan
karakteristik dakwah Ikhwanul Muslimi, Wasail (perangkat) dan khuthuwat
(langkah-Iangkah) manhaj Ikhwanul Muslimin dan, Sikap Ikhwan terhadap
jamaah-jamaah lain. Sedangkan dalam muktamar keenam, menjelaskan dan memberikan
reorientasi gerakan jama’ah Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan dakwah yang
melandaskan dirinya pada keIslaman yang murni. Memberi tanggapan tentang
kondisi mesir dan pandangan tentang pengaruh pemikiran barat pada sistem
kemasyarakatan.
Pada bagian ‘Agenda Persoalan Kita dalam Kacamata Sistem
Islam’ menyikapi beberapa problematika umat dan solusinya. Dalam hal ini Asy
Syahid menyampaikan 3 sudut pandang masalah, yaitu permasalahan internal Mesir,
permasalahan negara-negara Islam di dunia dan permasalahan pemikiran umat yang
terinfiltrasi dan mulai keluar dari pemikiran Islam. Ditawarkan juga bagaimana
Islam memandang berbagai masalah tersebut dan solusinya dalam konteks Islam itu
sendiri.
Demikian isi buku Risalah Pergerakan 1 dan 2. Buku ini
merupakan buku ‘wajib’ menurut saya untuk menjadi bagian dari referensi gerakan
da’wah manapun. Dalam buku ini kita akan menemukan pemikiran-pemikiran
cemerlang dan jenius dai pendiri gerakan dakwah terbesar di dunia sampai saat
ini, Al Imam Asy Syahid Hasan Al Banna.
Semoga Bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar