Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita sangat memperhatikan waktu. Ketepatan waktu sangat mempengaruhi  kinerja  setiap manusia.Karena  pekerjaan kita lebih banyak dari waktu yang tersedia. Saya pikir sudah banyak tulisan yang bertema  tentang kedisplinan .Namun saya sangat ingin mengulang kembali  menulis tentang  tema ini, karena  sungguh miris  kedisplinan  di kalangan aktivis .Begitu banyak tugas kita teman tapi engkau masih terjebak dalam waktumu
.
Biasanya  seorang  aktivis  itu sangat super duper sibuk sehingga terkadang melupakan hal  yang remeh temeh. Teman   “Waktu adalah Pedang” (Ali bin Abi Thalib). Waktu tidak akan pernah berulang kembali,jika engkau menyiakannya maka ia akan meninggalkan dirimu. Kalimat ini mungkin sudah sering kali kita  dengarkan dalam kajian-kajian yang dilaksanakan dikampus atau  luar kampus bahkan sudah banyak  buku –buku  mengenai waktu.
Untuk kesekian kali saya bertanya kepada seorang  aktivis  “kenapa terlambat??” beliau menjawab “afwan tadi ada agenda mendadak, Afwan ana banyak tugas dan harus diselesaikan sekarang juga, Afwan ana ketiduran (miris kali ini),Afwan macet kali, afwan, afwan dan afwan. Kenapa afwan selalu dikambing hitamkan. Kasian donk  si “afwan” ini..!!He..he..
Suatu hari pernah juga saya mendapat jawaban seorang aktivis “kan jam Indonesia, ana tau acaranya pasti mundur 1 jam makanya ana datangnya jam segini, toh belum dimulai juga kan”,..!!” Contoh yang lain pernah juga saya alami, saat itu  ada agenda besar  dalam suatu wajiha. Ketika itu diagenda kan  jam  08.00 dimulai acaranya. Yang sungguh disayangkan ketika saat itu sang ustd tepat waktu, namun saat itu  yang hadir hanya 4 orang (Ketua,sekum,ketupat,dan saya sendiri),dengan berusaha mengulur waktu sang ketua terus mendampingi sang ustad,dan sekum  mulai beraksi untuk meng-sms-in para jundi nya. Dan akhirnya 2 jam berlalu acarapun dimulai. Sungguh miris kan teman..!! Tapi apakah kita sadar untuk tidak mengulangi keterlambatan? Ternyata tidak, kejadian pada hari pertama terjadi kembali pada hari kedua. Padahal bagi saya taujih ustad tersebut lembut tapi sangat menusuk ke jantung dan membuat berdiri bulu kuduk. Sampai-sampai ia meng-cancel acara yang harus didatanginya jam 10.00 hanya untuk menyadarkan para peserta akan pentingnya waktu dan apa akibatnya untuk diri sendiri,orang lain dan dakwah ini.

 Apakah ini potret kita sebagai penyandang aktivis dakwah?

Kita mengetahui bahwa  displin waktu  sangat penting dan kita juga tahu apa dampak negative dari  kurang displin. Namun hanya TAU, tidak SADAR.  Mungkin selama ini kita  LUPA  apa fungsi diri kita   bagi lingkungan kita. Ingatlah seorang  dai harus mampu menjadi contoh yang baik. Dan itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Terkadang tanpa kita sadari dengan tidak ketepatan waktu kita mampu menzholimi saudara kita .Ketika kita terlambat dan mengatakan ‘afwan’, ia hanya tersenyum tapi apa kita tahu isi hati nya. lagi-lagi si  ‘afwan’  dapat imbasnya..
Tidak kita pungkiri seorang aktivis sangat padat jadwalnya  apalagi kalau memiliki  beberapa amanah. Tapi itu tidak menjadi alasan untuk tidak bisa mengatur waktu dan komitmen terhadap waktu yang sudah dijanjikan.Wal hasil banyak yang kecewa dengan prilaku kita sebagai seorang dai. Dan akhirnya dakwah  yang kita sampaikan pun kurang berkenan di hati objek dakwah kita. Hanya karena kita kurang displin waktu.
Namun saya juga harus fair dalam memandang, tidak semua aktivis melalaikan waktu. Banyak juga aktivis yang sangat memperhatikan waktu. Kalau untuk  para aktivis yang  satu ini saya angkat  tangan lah  luarrr biasa, mantap, Subahanallah, HE..HE..pokoke jempol  bah untuk antum/na
 Kita harus mengedepankan sikap Husnuzhoon terhadap saudara kita. Itu yang selalu menjadi dasar untuk terus melanggengkan kata “afwan”. Terkadang ada hal yang menjadi kewajaran untuk dipahami tapi jika seterusnya seperti ini,maka ini bukan kewajaran lagi  tapi sudah menjadi kebiasaan
Ini MEDAN  Bung. BONGKAR  Kebiasaan Lama.. !Layaknya selogan ini  cocok untuk  meng-enyah-kan kebiasaan yang  sudah mendarah daging dikalangan aktivis. Ayo para  jundi  ALLAH  jika kita mau memperbaiki diri kita maka yakinlah  DAKWAH  ini  akan subur bagaikan jamur di musim hujan.
Wallahu’alam…


NB ; SembARI mengingatkan diri sendiri  dan orang lain










0 komentar:

Posting Komentar

 
Top