Pengen nulis cerpen dan ini hasil nya "Ternyata Dia Bidadari itu"
Panas terik matahari bersinar. Terlihat bayang-bayang Fatamorgana didepan aspal yang aku lewati. Panas sekali..!! walau tubuhku ditutupi jaket serta wajahku bersembunyi dibalik helm tetap panasnya menembus raga ini. Sungguh nikmat Tuhan ini begitu besar “gumamku dalam hati”.
" Bang HATI-HATI DONK!!!! "
Masya Allah aku langsung terperanjat kaget. Suara seorang wanita benar-benar membuatku kaget dari keasyikanku mengendalikan motor. Padahal sudah ku hidupkan lampu sein ke kanan, dianya yang ngebut dan nyaris menabrakku. Jilbabnya melambai Wush....berlalu begitu saja.
Ya Allah, akhwat-akhwat zaman sekarang kalau mengendarai motor mengalahkan kami para ikhwan. Raja jalanan mungkin pantas diperuntukan pada mereka. Dandanan khas jaket organisasi, tas ransel besar yang isinya entah apa, slayer yang selalu menutupi wajah mereka dan tentu saja helm face. Ya Allah, apa mereka tak ada gentarnya menghadapi ramainya jalanan Medan yang super semrawut ini?
Bagus juga sih, yakin deh pasti mereka juga tak gentar menghadapi musuh-musuh Islam yang banyak bergetayangan di muka bumi ini.
Sampai di kantor, aku menghempaskan tubuhku di kursi. Dan mengusap peluhku. Lega, akhirnya selamat juga sampai di kantor. Alhamdulillah.
Aku jadi ingat Ria, adik bungsuku. Katanya di kampusnya ada dosen akhwat yang super duper mandiri yang doyan ngebut. Rani namanya, ketika di kampusnya dulu ia adalah aktivis KAMMI.
"Kk, aku tuh suka heran sama akhwat-akhwat yang doyan ngebut. Apa mereka nggak takut ya? Malah kak Rani pernah bilang sama aku kalau nanti ia akan mengajak ikhwan yang ta'aruf sama dia balapan. Pokoknya yang jadi suaminya harus lebih jago ngebut " Aku langsung tertawa saat itu. Ada-ada saja, masa' iya kalau kalah balapan nanti langsung dicabut proposalnya. Padahal segi agama sudah memenuhi syarat.
Tuut..tut..tut hp ku berbunyi ..
Ya Allah, akhwat-akhwat zaman sekarang kalau mengendarai motor mengalahkan kami para ikhwan. Raja jalanan mungkin pantas diperuntukan pada mereka. Dandanan khas jaket organisasi, tas ransel besar yang isinya entah apa, slayer yang selalu menutupi wajah mereka dan tentu saja helm face. Ya Allah, apa mereka tak ada gentarnya menghadapi ramainya jalanan Medan yang super semrawut ini?
Bagus juga sih, yakin deh pasti mereka juga tak gentar menghadapi musuh-musuh Islam yang banyak bergetayangan di muka bumi ini.
Sampai di kantor, aku menghempaskan tubuhku di kursi. Dan mengusap peluhku. Lega, akhirnya selamat juga sampai di kantor. Alhamdulillah.
Aku jadi ingat Ria, adik bungsuku. Katanya di kampusnya ada dosen akhwat yang super duper mandiri yang doyan ngebut. Rani namanya, ketika di kampusnya dulu ia adalah aktivis KAMMI.
"Kk, aku tuh suka heran sama akhwat-akhwat yang doyan ngebut. Apa mereka nggak takut ya? Malah kak Rani pernah bilang sama aku kalau nanti ia akan mengajak ikhwan yang ta'aruf sama dia balapan. Pokoknya yang jadi suaminya harus lebih jago ngebut " Aku langsung tertawa saat itu. Ada-ada saja, masa' iya kalau kalah balapan nanti langsung dicabut proposalnya. Padahal segi agama sudah memenuhi syarat.
Tuut..tut..tut hp ku berbunyi ..
"Assalamualaikum akh.." lirih suara Rian
"Walaikumsalam akh" jawabku
"Akh gimana kapan kita bisa bertemu ???" Tanyanya
"Oh,,,ya afwan ana lupa kmaren, hari ini ba’da ashar di mesjid kampus ana gimana???"
"Oke ,," jawabnya dengan penuh semangat.
"Ya uda ana tnggu disana ya akh..!!syukron.."
Rian adalah temanku satu halaqoh yang entah kenapa untuk beberapa hari ini selalu mengajakku bicara. Apabila ku tanya, katanya mau sharing dan akhirnya ku sempatkan untuk mendengarkan semua yang ingin dibicarakannya, ya hari ini ba’da ashar. Tempat ku kerja melewati kampusku jadi sembari pulang mampir dulu ke mesjid kampus dan mengenang masa–masa dimana aku masih jadi mahasiswa.
*****
Akhwat itu lagi, selalu aku jumpai setiap pagi dan sore . Dari stiker dibelakang motornya sih mengisyaratkan dia aktivis KAMMI. Tapi aku tak pernah bisa lihat siapa dia karena slayer yang menutupi wajahnya padahal aku juga aktivis KAMMI. Dia selalu melewati jalan yang sama denganku setiap pagi dan sore serta nyaris di jam yang sama.
Tibalah aku di mesjid kampusku. Kulihat akh Rian sedang membaca Al-Qur’an. Begitu khusyu' dan teduh wajahnya.
“Assalamualaikum akh” ..ucapku
“Walaikumsalam akh”…jawabnya
“Ada apa gerangan saudaraku????”ujarku
“Ana, percaya sama antum. Dan ana menganggap antm dapat merahasiakan permasalahan ana!” ucapnya
“Memangnya, ada permasalahan apa akh?” Tanyaku penasaran.
“Akh ana sebenarnya menyukai salah seorang akhwat dari kampus antm!” Sejenak Rian menghentikan ucapannya.
“Antm tahu ukh Sinta?”
“Antm tahu ukh Sinta?”
Hah…! Nama itu lagi. Sejenak aku terdiam. Tetapi yang menjadikanku terpukul. Rian juga menyukai ukh sinta. Kami berdua menyukai akhwat yang sama. Tetapi, aku yakin tidak hanya aku dan Rian saja yang menyukai akhwat itu. Pasti banyak juga yang menyukainya.
“Akhi.. antm kenal nggak?” ucap Rian lagi.
Aku sedikit tergagap dari lamunanku. “ukh Sinta ! ukh Sinta yang mana?
Akhwat itu uda wisuda atau blum?? Fakultas farmasi atau FKIP ?” Ucapku. Sedikit aku buat bingung karena aku pasti yakin, tidak ada yang tidak menyukai ukh Sinta dari FKIP.
Akhwat itu uda wisuda atau blum?? Fakultas farmasi atau FKIP ?” Ucapku. Sedikit aku buat bingung karena aku pasti yakin, tidak ada yang tidak menyukai ukh Sinta dari FKIP.
“Hehee… ternyata ente banyak tahu para akhwat yah!” ucapnya.
“Ah, nggak juga. Hanya saja ana kan kenal karena satu organisasi dengan mereka?” jawabku sedikit memendam rasa malu.
“Oh, iya! ukh Sinta yang ana kenal dari fakultas farmasi dan belum wisuda.”
“Oh…!” sedikit hati ini menjadi lega. Entah kenapa?
“Antm kenal?” ucapnya sedikit memastikan.
“Kenal! Memangnya kenapa?” tanyaku penasaran.
Akhirnya Rian menceritakan semuanya kepadaku. Dari mulai perkenalannya dengan Sinta Andani mahasiswi Fakultas Farmasi. Awal pertemuan mereka cukup unik. Saat Rian sedang berjalan-jalan di sebuah toko buku. Rian dan Sinta berada pada counter yang sama. Counter buku Farmasi. Karena memang Rian juga adalah mahasiswa farmasi. Saat mereka sedang mencari-cari buku yang mereka inginkan. Ternyata stock buku itu tinggal satu. Saat Rian akan mengambilnya, tak disangka Sinta pun sedang akan mengambil itu. Tak ayal, tangan mereka mengambil buku yang sama. Sehingga akhirnya Rian meminta maaf, dan mempersilahkan Sinta untuk mengambilnya. Rian pun berfikir bahwa Sinta ini pasti sudah terbina akhlaknya. Karena sikap dari Sinta, cenderung dimiliki oleh setiap akhwat. Setelah itu perjumpaan mereka akhirnya berakhir.
Sore setelah perjumpaan, Rian ditelephon oleh seorang akhwat. Dan ternyata itu adalah Sinta. Rian sempat terkejut, bagaimana akhwat itu bisa mengetahui nomor telephonnya. Akhirnya Sinta menjelaskan, bahwa dia menemukan dompet Rian yang terjatuh didepan toko buku. Tak lama, akhirnya mereka sering berdiskusi masalah-masalah farmasi. Yang sesuai dengan jurusan mereka.
Entah kenapa, ada benih-benih yang bergejolak didalam hati Rian. Itulah yang membuat Rian menjadi jarang untuk menerima telephon Sinta. “Ana takut, terjadi cinta yang terlarang! dan menjauhkan ana dari-Nya.” kata Rian
Akhirnya Rian menceritakan semuanya kepadaku. Dari mulai perkenalannya dengan Sinta Andani mahasiswi Fakultas Farmasi. Awal pertemuan mereka cukup unik. Saat Rian sedang berjalan-jalan di sebuah toko buku. Rian dan Sinta berada pada counter yang sama. Counter buku Farmasi. Karena memang Rian juga adalah mahasiswa farmasi. Saat mereka sedang mencari-cari buku yang mereka inginkan. Ternyata stock buku itu tinggal satu. Saat Rian akan mengambilnya, tak disangka Sinta pun sedang akan mengambil itu. Tak ayal, tangan mereka mengambil buku yang sama. Sehingga akhirnya Rian meminta maaf, dan mempersilahkan Sinta untuk mengambilnya. Rian pun berfikir bahwa Sinta ini pasti sudah terbina akhlaknya. Karena sikap dari Sinta, cenderung dimiliki oleh setiap akhwat. Setelah itu perjumpaan mereka akhirnya berakhir.
Sore setelah perjumpaan, Rian ditelephon oleh seorang akhwat. Dan ternyata itu adalah Sinta. Rian sempat terkejut, bagaimana akhwat itu bisa mengetahui nomor telephonnya. Akhirnya Sinta menjelaskan, bahwa dia menemukan dompet Rian yang terjatuh didepan toko buku. Tak lama, akhirnya mereka sering berdiskusi masalah-masalah farmasi. Yang sesuai dengan jurusan mereka.
Entah kenapa, ada benih-benih yang bergejolak didalam hati Rian. Itulah yang membuat Rian menjadi jarang untuk menerima telephon Sinta. “Ana takut, terjadi cinta yang terlarang! dan menjauhkan ana dari-Nya.” kata Rian
Rian siap untuk menembak sinta. “Ana siap malu! dari pada rasa ini tidak diketahui oleh ukh Sinta..! Entah apa rasanya ini. Karena selama ini, ana belum pernah merasakan yang seperti ini! Mungkin orang akan mengatakan ini cinta, tetapi ana tidak tahu apakah ini benar-benar sebuah kata yang sakral untuk diucapkan. Cinta!” kata-kata itulah yang terlontar dari mulut Rian. Hingga akhirnya, Rian ingin mencari tahu. Bagaimana tingkah laku Sinta selama ini, yang aku ketahui.
"Hem, mujahid sejati!" Gumamku dalam hati. Seorang ikhwa yang siap menembakkan sebuah gejolak perasaan batin. Sangatlah tidak mudah.
"Kalau menurut antm, gimana?” Ucap Rian, mengakhiri ceritanya.
"Hem, antum berani! Allahu Akbar!” Ucapku. Aku benar-benar salut dengan ikhwa yang satu ini.
“Bukan itu yang ana maksud! Apakah ana tidak melampaui batas?” Ucap Rian, terdengar bingung.
“Tidak. Antm tidak melampaui batas. Itukan juga termasuk Ikhtiar akh! Selama cara- cara itu tidak melanggar syar’i. Ana rasa, ana akan mendukung antm. Tapi usul ana, antm harus memberitahukan murobbi dulu. Biarkan murobbi kita yang menjadi perantara, bukan antm sendiri. Yah minimal, meminimalkan rasa malu itu sendiri jika ditolak!”ucapku
“Oh iya, betul juga ente!” Rian sedikit menghela nafasnya.
******
Entah kenapa? Aku terus mengingat ukh Sinta. Bayang-bayangnya menghiasi alam bawah sadarku. Sejak aku mendengar namanya disebut Rian walau akhwat itu bukan ukh Sinta yang ku maksud. Aku semakin menganggumi sosok Sinta. Sosok akhwat yang haraki dalam balutan singgasana keimanan. Meskipun terlihat sangat tangguh. Sosok akhwat yang satu ini tidak pernah meminta sesuatu hal yang dapat merendahkan harga dirinya. Aku sangat bangga bisa bekerja sama dengannya. Namun semenjak kami wisuda, kami tidak pernah bertemu bahkan berkomunikasi..!! Entah dimana sekarang dia?
Hari ini aku benar-benar tidak ada kesibukan. Memang untuk hari ini aku sudah izin kepada beberapa teman-temanku. Hari ini aku ingin beristirahat total. Aku tidak ingin disibukkan oleh kegiatan-kegiatan dakwahku dulu. Bukannya karena aku futur. Tidak, aku tidak futur. Tetapi aku sedang butuh rehat sejenak dari kepenatan aktivitas.
Lantunan ayat-ayat suci dalam alunan tilawah dari MP3ku. Getaran-getaran hati selalu mengembang dalam setiap alunan tilawah itu. Serasa ingin sekali menangis, menangis karena dosa-dosaku yang telah menjadikan ku lalai mengingat nama Rabbku. Mengingat nama Sang Maha Haq. Ya Allah, ampuni aku!
******
"Ayo… melamun apa kk???" Ria datang
"Aku tersentak dari lamunanku…!!! Gak kok dek…!!!" Lirihku
"Kakak lagi mikirin siapa ayo??? akhwat mana ni??? siapa dia???"tanya Ria bertubi-tubi.
"Ih adek kayak mengintrogasi orang bersalah aja…!!" jawabku..
"He.. he… afwan kk, habisnya kakak sih dari tadi kok diam aja disini dan senyum-senyum pula tu …"
"Eh…adek" sergahku
"Ya kk ampun..!!" dengan wajah memelasnya.
Aku hanya tersenyum melihat sikap adekku ini. Gadis kecil yang selalu menemaniku.
Aku hanya tersenyum melihat sikap adekku ini. Gadis kecil yang selalu menemaniku.
"Kk kapan menggenap kan Dien nya? Ummi terus bertanya ama Ria tentang siapa akhwat yang dekat ama kakak, kata Ummi biar langsung dilamar..!! kata Ummi klw gak dalam 2 minggu ini gak ada, biar Ummi yang nyari kan akhwat untuk jadi istri kk..!!!" ujarnya
"Emang kayak mencari baju dipasar" gumamku dalam hati
"Hem…" ku hela nafas.
"Emang kayak mencari baju dipasar" gumamku dalam hati
"Hem…" ku hela nafas.
Ummiku selalu mengingikan aku cepat menikah, karena aku anak pertama dan Ummiku juga tinggal sendiri di kampung, sang pangerannya telah lama meninggalkannya semenjak aku kelas 2 SD,,!! Ummiku yang gagah pemberanilah yang membesarkan kami berdua hingga saat ni aku sudah 27 tahun. Jika kuingat masa kecil kami, aku ingin menangis mengingat pengorbanan yang dilakukan Ummiku..!!! Ummi aku akan membahagiakanmu itu janjiku yang tertulis dihatiku.
"Gimn kbr ummi dek???" tanyaku kpd Ria
“Alhmdulillah baek, gimana jawaban untuk Ummi???" desak ria
"2 minggu kan dek…!!" tanyaku
"Ya…" jawabnya dengan mantab
"Ya uda kakak akn kasih jawaban dua minggu lagi. Dek kakak mau istirahat dulu ya…! kulangkahkan kaki ini menuju kamarku.
Tiba–tiba Ria memelukku dari belakang “maafkan Ria kak..!! ada yang bisa Ria bantu???" ujarnya
Ku balikkan tubuhku dan ku belai kepalanya “ maaf untuk apa dek??? udalah adek dan Ummi gak pernah salah..!! Tenang ya sayang,,, kakak akan cari menantu dan kakak ipar yang baik untuk Ummi dan adek..!! Oke.. kakak kedalam dulu ya…!!" Kulihat wajahnya masih menyimpan keraguan.
******
Aku masuk ke kamar dan sejenak kemudian membaca surat Faathir 11.
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.”
Ya Allah, seandainya engkau memang benar-benar menjodohkannya kepadaku. Maka aku akan senang sekali, tetapi aku juga tahu. Bahwa keinginan dan kesenangan-Mu jauh lebih aku senangi!
Ya Allah, seandainya engkau memang benar-benar menjodohkannya kepadaku. Maka aku akan senang sekali, tetapi aku juga tahu. Bahwa keinginan dan kesenangan-Mu jauh lebih aku senangi!
Aku bingung. Bingung dalam rasa ketertarikan kepada seorang akhwat. Aku tidak melihat wajahnya, yang aku lihat geliat dakwahnya. Sungguh sangat memukau. Dia begitu bersemangat dalam berdakwah. Ketegasan dalam memimpinnya pun sudah aku rasakan. Seorang leadership yang begitu hebat. Sangat hebat menurutku. Walau dia akhwat tapi kepemimpinan nya layak disandingkan dengan ikhwa. Oleh sebab itu ia disebut akhwat Haraki..!!he..he.. julukan yang diberikan all- ikhwah untuk akhwat tersebut.
Entah aku melihat dengan nafsuku atau karena dia bisa memperlihatkan kemuliaan akhlaknya. Aku sangat bingung. Apakah aku harus memberitahukan maksudku ini? Tapi aku malu ! Tidak, aku tidak boleh malu. Ini bukan sebuah rasa malu. Walaupun aku nanti ditolak, biarkan. Tapi, ini bukanlah rasa malu. Meskipun ditolak, tapi ini bukanlah hal yang memalukan. Yang memalukan adalah seorang ikhwah yang hanya memendam rasa cintanya dan hanya bisa berharap tanpa ada usaha yang pasti untuk menggapainya. Dan Aku harus bisa menggapainya.
Aku langsung menyambar HP, aku langsung menelephon murobbiku ustz Azhari.
“Hallo” Ucap ustad Azhari
“Hallo, Assalamualaikum ustad…” Salamku.
“Ana pengen ketemu, ustad! Sekarang ustad ada dimana?” Tanyaku balik.
“Ana di rumh, antum datang aja yah!” jawabnya.
“Ok, ustz. Ana sekarang meluncur kesana!” ucapku
“Iya, ana tunggu!” jawab nya
“Assalamualaikum!” Ucapku.
“Walaikumsalam!” balasnya
Dengan segera aku langsung bergegas kerumah murobbiku
***
“Wah, ini ada apa? kok kelihatannya ada masalah yang besar!” ucap Murrobbiku.
“Nggak juga sih Ustad, ana mau silahturahmi aja.” jawabku enteng tetapi menyiratkan sesuatu yang terpendam.
Ustad Azhari tersenyum. “Hem, mana mungkin hanya silahturahmi pasti ada yang lainnya.”
“Hehe... ustad tahu aja! Ana mau tanya Ustad tentang akh Rian” Ucapku
“Ada apa, dengan akh Rian?” Jawab murrobiku
“Ana pernah ngobrol dengan Akh Rian, kalau dia ingin menembak duluan. Sudah
belum Ustz?” Tanyaku.
“Oh, itu. Alhamdulillah, sudah! Tetapi, jangan memberitahu teman-teman antum dahulu.
Ini masih dalam proses. Ana bersyukur, ada ikhwa yang seberani itu!”
“Hem, lalu si akhwat menerima nggak ustad?”
“Insya Allah, dari ta’arufnya. Si akhwat menerima! Memangnya kenapa?”
“Oh... nggak apa-apa kok ustad!” Jawabku, sedikit tergagap.
“Nggak apa. Apa, nggak apa-apa?” Goda ustad Azhari.
“Hehe... nggak apa-apa kok ustad! Ana hanya pengen meniru Akh Rian.” Jawabku. Sedikit tersenyum malu.
***
***
Begini ustad..! Ummi ana menginginkan ana segera menikah dan ana hanya di kasih waktu 2 minggu untuk mencari akhwatnya,apabila ketika tiba waktunya ana belum dapat kan jodoh maka Ummi ana akan menikahkan ana dengan anak teman almarhum Ayah ana…!!
“Wah waktunya singkat ya…!Apa ada akhwat yang mau secepat itu!”ucapnya
“Eh tadi antum bilang ingin meniru Akh Rian.”
Ya ,,,ustad..!!!jawabku tegas..
“Siapa akhwatnya? Yang bisa meluluhkan hati antum” ujarnya
“Ah,,usta d ada-ada aja” aku tersipu malu…
“Namanya Ukh Sinta. Akhwat itu satu kampus dengan ana tapi sudah beberapa tahun ini kami tak pernah berkomunikasi bahkan ana gak tahu dia dimana ustad”
“Wah sulit juga akh! karena kita tidak mempunyai jalur komunikasi ke akhwat itu.Antum ada kenal seseorang yang kemungkinan tau keberadaan akhwat itu…!!”Ucapnya
Ku berpikir sejenak,memutar memori yang hampir beberapa tahun ini terpendam.
“Oh ya Ada ustad ..!akh Ari adiknya akhwat tersebut…tapi ana kurang tau dia kost dimana dan ana juga gak ada no hp nya ustad..!!”
“Oke,,kita sudah dapat jalur komunikasinya,Akh Ari tu kuliah ditempat antum kuliah kan” ujarnya
Ya ustad..!!jawabku
“Sekarang antum tidak perlu khawatir.Serahkan semua nya kepada ana. Insyallah ana akan bantu dan secepat nya ana akan kabari antum.”
“Syukron ustad.Kalau bisa jangan sampe 2 minggu ustad”
“InsyaAllah akh”
****
Sudah satu minggu berlalu sejak pertemuanku dengan ustad Azhari,tapi sampai sekarang belum ada kabar. Aku semakin resah..! Disetiap sholat ku selalu kupanjatkan doa .
Seperti biasa ku berangkat kerja dengan motor ku, tapi untuk 1 minggu ini aku tidak ada bertemu lagi dengan AKHWAT PEMBALAP itu lagi. Mungkin akhwat tersebut sudah tidak melewati jalan ini lagi tapi siapa dia? Akhwat KAMMI daerah atau komisariat ya? Gumam ku dalam hati
Astagfirullah ..kok aku malah memikirkan akhwat tersebut. Ya sudah lah lebih baik ku focus kan diri untuk mengendalikan motorku.!!Ampuni dosaku ya Rabb
“Tluutt.... Tluutt...” Dering Hpku.
Aku letakkan mushaf yang sedari tadi aku lafalkan. Setelah itu, aku ambil Hp yang
Tidak jauh berada disampingku “ust ad Azhari” tulisan yang tertera di LCD Hpku. Jantungku berdetak kencang…!!
“Assalamualaikum” Ucapku.
“Walaikumsalam!” Jawabnya.
“Iya, ustad!” Gimana ada kabar ustad???tanyaku dengan semangat
“Antum ni kayak tak sabar lagi ya…!! goda murrobiku
“He…he….”aku tersipu malu..
Sejenak murobbiku menarik nafas dalam-dalam. Dan menghembuskannya pelan. “Akhi, dari
Kabar yang ana dapat dari akhi Ari..!!”Begitu susah murobbiku berkata-kata”
Pertanda apa ini ya Rabb…”gumam ku dalam hati
“Hem. Afwan Akh. Sesungguhnya akhwat tersebut sudah dijodohkan oleh orang tuanya dan dalam minggu ini akhwat tersebut akan menikah..!!”ucap murobbiku..
Ya Rabb inikah jawaban dari doa-doa ku slama ini..!!Hati ini berdegub kencang bagaikan ada sesuatu yang menusuk nya.Ternyata akhwat tersebut bukan jodohku..!!ni salahku memiliki rasa yang seharusnya tidak berlabuh kepada yang bukan Haq untuk ku miliki.
“Sabar ya akh..!!Semoga ini jalan terbaik,semoga antum dapat mengambil hikmah dari semua ini.Insyallah sudah ada bidadri yang akan menemani antum tapi mungkin bukan akhwat tersebut.” Ucap murobbiku
Ya ustz..!!Syukron telah membantu ana.. dengan nada lemas
Jadi bagaiman keputusan antum untuk perjodohan itu???
Ana belum bisa memutuskan ustz..!!ana harus tenangkan diri ana dulu,
Oke,,,Insyallah antum bisa membuat keputusan akh, Segera sholat istkharah ya..!!
Insyallah ustz…!!Ya uda ustz…assalamualaikum..
Walaikumsalam..suaranya tampak mencemaskan ku..
Ku rebahkan tubuh ini,,
Tanpa terasa mengalir air disudut mataku..!!Sakit sekali rasanya Ya RABB,
Kemudian ku ambil wudhu..!!Kulakukan sholat sunnah yang sebenarnya aku pun tak tahu aku sholat sunnah apa..!! Aku hanya ingin mengadu kepada Rabbku..!!setelah puas ku keluar kan semua isi hati ini dengan tangisan yang mungkin Ria mendengarnya namun karena sudah tengah malam adikQ itu gak berani ke kamarku.
*****
“Insya Allah, ana adalah bidadari antum!”
Aku terbangun dari tidurku. Jantungku berdetak cepat tidak karuhan. Keringatku mengucur deras. Sejenak aku mengingat mimpi yang menghampiriku. Tidak mungkin! Gumamku lirih. Sejenak air mataku mengalir. Entah mimpi tadi adalah sebuah kebahagiaan, atau sebaliknya. Aku tidak tahu!
Suara adzan shubuh menggema dalam keheningan pagi. Masya Allah, malamku terlewat lagi. Tahajjudku, tertinggal kembali. Segera aku bangun dari peraduan kasur busa yang empuk. Bergerak menuju kamar mandi. Setelah berwudhu, aku langsung segera mungkin aku keluar dari kamar, mengajak Ria untuk langsung kemasjid. Ternyata AdikQ itu sudah berada menungguku.Untuk berangkat bersama-sama kemasjid.
“ Dek..!”kakak agak lamaan dimesjidnya,klw mau pulang duluan juga ya.
“Ya kak” jawab Ria
*****
Ku bermunajat kepada Rabb ku…
“Apa arti mimpiku itu ya Rabb?Apa sebenarnya,apa yang ingin Engkau tunjukan kepadaku?
Apakah ini pertanda itu” ucapku dalam doa
Bergegas ku langkah kan kaki menuju kontrakankan.Ternyata di depan kulihat Ria
“Assalamualaikum..ada apa dek kok diluar?” Tanyaku
“Walaikumsalam..menunggu kakak.” jawabnya
“Emang ada apa?” Ucapku
“Tadi Ummi telpon dan ingin berbicara sama kakak. kakak uda ada keputusan?” ujarnya
“Insyallah uda dek.Mana hp nya???” dijulurkan nya hp itu kepada ku…
Ku lihat panggilan masuk kemudian ku panggil Ummi..!!
“Assalamualaikum Ren” sapa Ummi dengan suara yang penuh kasih sayang yang selama ini membuat hati ini tenang mendengarnya.
“Walaikumsalam Ummi. Pa kabar mi?” Jawabku
Alhamdulillah baek.anak ummi gimana?
Reno dan Ria sangat baik mi…!!
Tanpa panjang lebar lagi ummi bertanya ‘ Gimana keputusanmu Ren,uda ada calon nya??
Gak ada akhwat yang mau sama anak mu ni mi..!!jawabku
Bukan gak ada tapi anak ummi aj yang pilih-pilih kan..!!
Gak kok mi,,,!!
Ni bukti nya ada akhwat yang menurut ummi cocok untuk mu tapi Reno gak mau…!!
“Bukan gak mau mi tapi kan Reno harus berpikir dulu ketika mengambil keputusan” Ucapku
Nah,,,sekarang gimana keputusan Reno? Tanya ummi
Insyallah Reno siap berta’aruf dengan akhwat yang Ummi ajukan ..!!kalau boleh tau siapa namanya mi?
Subahannallah…!! Zahra namanya.Dia cantik dan sholeha,pokok nya Reno gak akan nyesal lo,,,!!
Ummi ni…!!Reno yang mau nikah tapi kok ummi yang semangat x..!!
“He..he…akhirnya anak ummi memiliki pendamping” goda ummi
Ren ,,,hari minggu ini langsung akad nya..!!Ucap ummi
HA mi,,,kok cepat x..!!Reno kan belum berta’aruf dengan akhwat nya.
Ren..tidak perlu berta’aruf lagi,ummi dan pihak keluarga Zahra sudah sepakat dan Zahra juga sepakat..!!
Ren, melangsungkan pernikahan dengan cepat itu lebih baik, daripada mengulur-ngulur waktu pernikahan! Ummi sudah sangat setuju ketika keluarga Zahra meminta untuk langsung akad saja..!!
Setetes bening kristal berjatuhan dari mataku. Derai kristal yang mencair dimataku pun bertautan menyembur keluar. Tiada kata yang dapat aku ucapkan. Apa yang sebenarnya di inginkan Rabb ku dengan jalan cinta ini. Aku sangat kaget. Rencananya hanya melangsungkan acara khitbah. Malahan, menjadi akad nikah.
Setetes bening kristal berjatuhan dari mataku. Derai kristal yang mencair dimataku pun bertautan menyembur keluar. Tiada kata yang dapat aku ucapkan. Apa yang sebenarnya di inginkan Rabb ku dengan jalan cinta ini. Aku sangat kaget. Rencananya hanya melangsungkan acara khitbah. Malahan, menjadi akad nikah.
“Insayallah mi..Bila itu menurut ummi baik untuk Reno..!!”
“Ya uda ummi mau kabari keluarga Zahra..!!”
“Assalamualaikum”
“Walaikumsalam.”
*****
Ku langkah kan kaki ku kekamarku ..
“Zahra” akhwat seperti apa dia,sehingga begitu sanggup dia mengambil keputusan untuk langsung akad tanpa pernah bertemu dengan calon suami nya.Bagaiman Paras nya,bentuk tubuhnya apakah kurus atau gemuk???Aduh semua bergabung di kepala ku..!!astgfirullah ini lah jodohku,aku tidak perlu berpikir bagaimana paras nya dan lain-lainnya???karena ini aku semakin tahu bahwa keimanan nya mendalam sehingga ia mampu membuat keputusan ini.Aku yakin Ummi ku tak akan salah pilih. Dan juga Rabb ku yang telah menakdirkan nya.
Tanpa terasa tangan ini membuka hp,ku ingat ustz azhari..!! ku kirim sms kepadanya ;
“Assalamualaikum..ustz
Ana telah membuat keputusan,ana akan menerima akhwat yang di jodohkan Ummi ana dan insyallah hari minggu ini ana akan akad dengan akhwat tersebut. Syukron ustz atas bantuan nya dan motivasinya..!!”
Walaikumsalam..
Ku kirim sms tersebut..
Tut..tut..
Sms balasan dari ustz azhari masuk..
“walaikumsalam..
Subahanallah akh,,!!Semoga keputusan yang didasari oleh keimanan yang kuat.Barakallah…tapi afwan ana tak bisa datang ketika akad antum karena ana lagi di Bogor..!!Ntr setelah ana pulang dari bogor,ana akan kabari antum.Jadilah imam yang membawa seluruh ma’mum ke JANNAH NYA.Jalani rumah tangga dengan ikhlas dan cinta karena ALLAH SWT.
******
Hari ini tepat dimana aku dan Zahra akan melangsungkan Ijab Qabul,,!Sampai sekarang pun aku belum bertemu dia sang calon istri ku. Ku ditemani sanak saudara ke rumah keluarga Zahra.
Ketika kami sampai dirumah yang terletak di sudut kota Siantar. Rumah tersebut dikelilingi taman yang memancarkan kesederhanaan pemiliknya.
“Bismillah” lirihku..
“Kak..itu kan motor kak Rani dosen akhwat yang Ria cerita kan” Bisik Ria
Ku palingkan wajah ini kearah sebuah motor ,kupandang lekat motor itu. “seperti tak asing ,tapi dimana ya aku pernah me lihatnya???” gumam ku dalam hati
Setelah ku lihat stiker di belakang nya.”Deg..” Seketika jantungku bagaikan berhenti.
“Ya motor itu..!!tapi tidak mungkin,mulai kupertajam mata ini dan emang bener itu kan motor AKHWAT PEMBALAP yang selalu mendahului ku itu” gumamku dalam hati
“Dek , siapa nama dosen akhwat itu?? Nama Lengkap nya” tanyaku
“Asinta Zahrani” jawabnya
Lututku menjadi lemas. Tubuhku pun tak ayal menjadi lemas, ingin ku terjatuh. Tetapi aku masih tetap berusaha mempertahankan kondisi tubuhku. Asinta zahrani seorang akhwat yang selama ini selalu menggetarkan hati ini.
“Ya Rabb,,,apa kah dia calon istriku??Ah..tidak mungkin karena dia kan sudah dijodohkan, mungkin saja hanya nama yang sama” gumamku dalam hati.
Terlihat hanya beberapa kerabat dekat yang hadir . Ku langkah kan kaki ini memasuki rumah yang akan menjadi sejarah perjalanan hidupku .
“Assalamualaikum..”sapa Ummi
“Walaikumsalam” jawab seorang yang berperawakan besar dan tentunya berkharisma.
“Wah,calon besan dan menantu uda datang” ucap seorang ibu yang sebaya Ummi.Kemudian ibu tersebut memeluk Ummi.
“Ren, ni calon mertua mu..!!”Ustad Heru dan ustzh Lia “ ucap Ummi
Kemudian ustad heru memeluk ku.Bagai seorang ayah memeluk anaknya dengan kehangatan.Ustad Heru hanya tersenyum..!
Subhanallah, sungguh aku benar-benar beruntung. Aku mendapatkan seorang Bapak yang begitu sangat berkharisma. Wajahnya begitu cerah, tatapan matanya tajam tapi begitu mempesona, di keningnya terlihat sekali. Kehitam- hitaman, bekas sujud yang membekas. Sungguh aku sangat beruntung sekali. Allahu Akbar.
“Assalamalaikum, Ustad!” ucapku.
“Walaikumsalam, anakku!” jawab Ustad Heru. “Antum tidak usah formal-formal
begitu anakku. Biasa aja!” lanjut ustad Heru
Kemudian kami pun masuk kedalam rumah ,ku lihat semua keluarga sudah menunggu kedatangan kami.
“Baik. Kalau semua sudah siap!” ucap penghulu itu. “saya harap untuk pengantin wanita
dan prianya duduk didepan saya. Untuk saksi dari laki-laki, silakan duduk disebelah kiri
saya. Dan untuk wali dari perempuan, silakan duduk disebelah kanan saya.”
“Zahra kesini nak..!!”Panggil ustd Heru
Masya Allah, ujung jilbab hijau melambai. Panjang ...serasa ada kipas angin ngala di dekatku. Masya Allah, rangkaian takbir tak sengaja ku lantunkan lirih...! Keringat dingin pun mengucur lirih dalam pelipis keningku. Mataku pun sangat susah untuk berkedip, bagaikan aku melihat sebuah bencana besar. Jantung dan nafasku pun, bagaikan terhenti. Mulutku tidak dapat berkata apapun. Semuanya kaku. Sungguh benar-benar diluar dugaanku. Diluar kesadaran manusia.
Sungguh perencanan Maha perencanaan yang sangat matang. Maha mengetahui kegelisahan
hati hambanya. Maha mengetahui akan kebutuhan hambanya. Dan Maha membuat kehidupan hambanya lebih berarti. Aku masih tetap terdiam. Terpaku dan membisu, tidak dapat berkata apapun. Tubuhku masih tetap merasa sangat lemas. Masya Allah. Jantungku berdetak kencang. Tidak pernah aku duduk bersebelahan persis seperti ini, dengan seorang akhwat. Apalagi dengan seorang akhwat yang aku kagumi. Semua ini terasa mimpi. Mimpi yang benar-benar terjadi. Asinta Zahrani akan menjadi pendamping hidupku. Tetapi kini mulut dan hatiku, akhirnya bisa aku kuasai. Kini aku bisa mengucap syukur dan takbir, berkali-kali.
" Rabb...Allahuakbar.....Masya Allah..."
“Baik, tirukan kata-kata saya!” ucap penghulu itu. 'Dengan ini, saya Reno Adrian Lubis, menikahi Asinta Zahrani binti Heru Irawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan sebuah motor “
" Rabb...Allahuakbar.....Masya Allah..."
“Baik, tirukan kata-kata saya!” ucap penghulu itu. 'Dengan ini, saya Reno Adrian Lubis, menikahi Asinta Zahrani binti Heru Irawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan sebuah motor “
Sambil bersalaman dengan ustad Heru. Aku melafalkan ucapan sakral itu. “Dengan ini,
saya Reno Adrian Lubis, menikahi Asinta Zahrani binti Heru Irawan dengan seperangkat alat sholat dan sebuah motor.
****
" Mas.....ini naik motor apa naik cacing si, kok lambat banget ngendarain motornya. Sini aku aja yang di depan "
‘Uda mas aja sayang…!!Sekali-kali kita lambat kan gak apa –apa, bisa lama berduaan nya” seraya itu tangan lembutnya mencubit pinggangku.
Ya.. Asinta zahrani idaman hatiku kini telah menjadi bidadari yang akan menemaniku mengarungi jalan Dakwah ini .
NB: Teruntuk lelaki, yang akan menjadikan aku sebagai istri yang setia dalam
mengarungi bahtera pernikahan yang dilingkupi kebahagiaan dan diselingi dengan penderitaan. Akhirat tujuan kekal kita, wahai yang akan mendampingiku dengan setia. Aku tak tahu namamu dan aku tak tahu dimana engkau berada. Tapi aku yakin engkau pasti ada.
Senyam senyum sy bacanya ^_^
BalasHapusTerima kasih sobat ceritanya, mantap...!
BalasHapus