Pengen nulis cerpen  dan  ini hasil nya  "Ternyata Dia Bidadari itu"

Panas terik  matahari bersinar. Terlihat  bayang-bayang Fatamorgana didepan aspal yang aku lewati. Panas sekali..!! walau tubuhku ditutupi jaket serta wajahku bersembunyi dibalik helm tetap  panasnya menembus raga ini. Sungguh nikmat Tuhan ini begitu besar “gumamku dalam hati”.

" Bang HATI-HATI  DONK!!!!
Masya Allah aku langsung terperanjat kaget. Suara seorang wanita benar-benar membuatku kaget dari keasyikanku mengendalikan  motor. Padahal sudah ku hidupkan lampu sein ke kanan, dianya yang ngebut dan nyaris menabrakku. Jilbabnya melambai Wush....berlalu begitu saja.

Ya Allah, akhwat-akhwat zaman sekarang  kalau  mengendarai motor mengalahkan kami para ikhwan. Raja  jalanan mungkin pantas diperuntukan pada mereka. Dandanan  khas jaket organisasi, tas ransel besar yang isinya entah apa, slayer yang selalu menutupi wajah mereka dan tentu saja helm face. Ya Allah, apa mereka tak ada gentarnya menghadapi ramainya jalanan Medan  yang super semrawut  ini?

Bagus juga sih, yakin deh pasti mereka juga tak gentar menghadapi musuh-musuh Islam yang banyak bergetayangan di muka bumi ini.

Sampai di kantor, aku menghempaskan tubuhku di kursi. Dan mengusap peluhku. Lega, akhirnya selamat juga sampai di kantor. Alhamdulillah.

Aku  jadi  ingat Ria, adik bungsuku. Katanya di kampusnya ada dosen  akhwat  yang  super  duper  mandiri yang doyan ngebut. Rani  namanya, ketika di kampusnya dulu ia  adalah aktivis  KAMMI.

"Kk, aku tuh suka heran sama akhwat-akhwat yang doyan ngebut. Apa mereka nggak takut ya? Malah kak Rani  pernah bilang sama aku  kalau nanti  ia akan mengajak ikhwan yang ta'aruf sama dia balapan. Pokoknya yang jadi suaminya harus lebih jago ngebut " Aku langsung tertawa saat itu. Ada-ada saja, masa'   iya kalau kalah balapan nanti langsung dicabut proposalnya. Padahal segi agama sudah memenuhi syarat.


Tuut..tut..tut  hp  ku   berbunyi ..
"Assalamualaikum   akh.." lirih suara Rian
"Walaikumsalam  akh" jawabku
"Akh gimana kapan kita bisa bertemu  ???" Tanyanya
"Oh,,,ya  afwan ana lupa kmaren, hari ini ba’da ashar  di mesjid kampus ana gimana???"
"Oke ,," jawabnya dengan penuh semangat.
"Ya uda ana tnggu disana ya akh..!!syukron.."
Rian adalah temanku satu halaqoh  yang entah kenapa untuk beberapa hari ini selalu mengajakku bicara. Apabila ku tanya,  katanya mau sharing dan akhirnya ku sempatkan untuk mendengarkan semua yang ingin dibicarakannya, ya hari ini ba’da ashar. Tempat ku kerja melewati kampusku jadi sembari pulang mampir dulu ke mesjid kampus dan mengenang masa–masa dimana aku masih jadi mahasiswa. 

*****

Akhwat itu lagi, selalu aku jumpai setiap pagi dan sore . Dari stiker dibelakang motornya sih mengisyaratkan dia aktivis  KAMMI. Tapi  aku  tak pernah bisa lihat siapa dia  karena slayer yang menutupi wajahnya  padahal aku juga aktivis KAMMI. Dia selalu melewati  jalan yang sama denganku setiap pagi dan sore serta  nyaris di jam yang sama. 
Tibalah  aku di mesjid  kampusku. Kulihat akh Rian sedang membaca  Al-Qur’an. Begitu khusyu' dan teduh wajahnya.
“Assalamualaikum  akh”  ..ucapku
“Walaikumsalam  akh”…jawabnya
“Ada apa gerangan saudaraku????”ujarku
“Ana, percaya sama antum. Dan ana menganggap antm dapat merahasiakan permasalahan ana!” ucapnya
“Memangnya, ada permasalahan apa akh?” Tanyaku  penasaran.
“Akh ana sebenarnya menyukai salah seorang akhwat dari kampus antm!” Sejenak Rian  menghentikan ucapannya.
“Antm tahu ukh Sinta?” 
Hah…! Nama itu lagi. Sejenak aku terdiam. Tetapi yang menjadikanku terpukul. Rian juga menyukai ukh sinta. Kami berdua  menyukai akhwat yang sama. Tetapi, aku yakin tidak hanya aku dan Rian saja yang   menyukai  akhwat    itu. Pasti banyak juga yang menyukainya. 
“Akhi.. antm kenal nggak?” ucap Rian lagi. 
Aku sedikit  tergagap dari  lamunanku. “ukh Sinta !  ukh  Sinta yang mana?
Akhwat itu uda wisuda atau blum?? Fakultas farmasi atau FKIP ?” Ucapku. Sedikit aku buat bingung karena aku pasti yakin, tidak ada yang tidak menyukai  ukh Sinta dari FKIP. 
“Hehee… ternyata ente  banyak tahu para akhwat yah!” ucapnya.
“Ah, nggak juga. Hanya saja ana kan kenal karena satu organisasi dengan mereka?” jawabku sedikit memendam rasa malu.
“Oh, iya! ukh Sinta yang ana kenal dari fakultas farmasi dan belum wisuda.”
“Oh…!” sedikit hati ini menjadi lega. Entah kenapa?
“Antm kenal?” ucapnya sedikit memastikan.
“Kenal! Memangnya kenapa?” tanyaku penasaran. 

Akhirnya Rian menceritakan semuanya kepadaku. Dari mulai perkenalannya dengan Sinta Andani mahasiswi Fakultas Farmasi. Awal pertemuan mereka cukup unik. Saat Rian sedang berjalan-jalan di sebuah toko   buku. Rian dan Sinta berada pada counter yang sama. Counter buku Farmasi. Karena memang Rian juga   adalah mahasiswa farmasi. Saat mereka sedang mencari-cari buku yang mereka inginkan. Ternyata stock buku itu tinggal satu. Saat Rian  akan mengambilnya, tak disangka Sinta pun sedang akan mengambil itu. Tak ayal, tangan mereka mengambil buku yang sama. Sehingga akhirnya Rian  meminta maaf, dan mempersilahkan Sinta untuk mengambilnya. Rian pun berfikir bahwa Sinta ini  pasti sudah  terbina akhlaknya. Karena sikap dari Sinta, cenderung dimiliki oleh setiap akhwat. Setelah itu perjumpaan mereka akhirnya berakhir.

Sore setelah perjumpaan, Rian ditelephon oleh seorang akhwat. Dan ternyata itu adalah Sinta. Rian sempat terkejut, bagaimana akhwat itu bisa mengetahui nomor telephonnya. Akhirnya Sinta menjelaskan, bahwa dia menemukan dompet Rian yang terjatuh didepan toko buku. Tak lama, akhirnya mereka sering berdiskusi   masalah-masalah farmasi. Yang sesuai dengan jurusan mereka. 

Entah kenapa, ada benih-benih yang bergejolak didalam hati Rian. Itulah yang membuat Rian menjadi   jarang untuk menerima telephon Sinta. “Ana takut, terjadi cinta yang terlarang! dan menjauhkan ana dari-Nya.” kata Rian 

Rian siap untuk menembak sinta. “Ana siap malu! dari pada rasa ini tidak diketahui oleh ukh Sinta..! Entah   apa rasanya ini. Karena selama ini, ana belum pernah merasakan yang seperti ini! Mungkin orang akan mengatakan ini cinta, tetapi ana tidak tahu apakah ini benar-benar sebuah kata yang sakral untuk diucapkan. Cinta!” kata-kata itulah yang terlontar dari mulut Rian. Hingga akhirnya, Rian ingin mencari tahu. Bagaimana tingkah laku Sinta selama ini, yang aku ketahui. 

"Hem, mujahid sejati!" Gumamku dalam hati. Seorang ikhwa yang siap menembakkan sebuah gejolak    perasaan batin. Sangatlah tidak mudah.   
"Kalau menurut antm, gimana?” Ucap Rian, mengakhiri ceritanya.
"Hem, antum berani! Allahu   Akbar!” Ucapku.  Aku  benar-benar salut dengan ikhwa yang satu ini.
“Bukan itu yang ana maksud! Apakah ana tidak melampaui batas?” Ucap Rian, terdengar bingung.
“Tidak. Antm tidak melampaui batas. Itukan juga termasuk Ikhtiar akh! Selama cara- cara itu tidak melanggar syar’i. Ana rasa, ana akan mendukung antm. Tapi usul ana, antm harus memberitahukan murobbi dulu. Biarkan murobbi kita yang menjadi perantara, bukan antm sendiri. Yah minimal, meminimalkan rasa malu itu sendiri jika ditolak!”ucapku
“Oh iya, betul juga ente!” Rian sedikit menghela nafasnya. 

******

Entah kenapa? Aku terus mengingat ukh Sinta. Bayang-bayangnya menghiasi alam bawah sadarku. Sejak  aku mendengar namanya disebut Rian walau akhwat itu bukan ukh Sinta yang ku maksud. Aku semakin   menganggumi sosok Sinta.  Sosok akhwat yang haraki dalam balutan singgasana keimanan. Meskipun terlihat sangat tangguh. Sosok akhwat yang satu  ini tidak pernah meminta sesuatu hal yang dapat merendahkan harga dirinya. Aku sangat bangga bisa bekerja sama dengannya. Namun semenjak kami  wisuda, kami tidak pernah bertemu bahkan berkomunikasi..!! Entah dimana sekarang dia?

Hari ini aku benar-benar tidak ada kesibukan. Memang untuk hari ini aku sudah izin kepada beberapa teman-temanku. Hari ini aku ingin beristirahat total. Aku tidak ingin disibukkan oleh kegiatan-kegiatan   dakwahku dulu. Bukannya karena aku futur. Tidak, aku tidak futur. Tetapi aku sedang butuh rehat  sejenak  dari kepenatan aktivitas.

Lantunan ayat-ayat suci dalam alunan tilawah dari MP3ku. Getaran-getaran hati selalu mengembang dalam setiap alunan tilawah itu. Serasa ingin sekali menangis, menangis karena dosa-dosaku yang telah menjadikan ku lalai mengingat nama Rabbku. Mengingat nama Sang Maha Haq. Ya Allah, ampuni aku!

******

"Ayo… melamun apa  kk???" Ria datang
"Aku tersentak dari lamunanku…!!! Gak kok dek…!!!" Lirihku
"Kakak lagi  mikirin siapa ayo??? akhwat mana ni??? siapa dia???"tanya Ria bertubi-tubi.
"Ih adek kayak mengintrogasi orang bersalah aja…!!" jawabku..
"He.. he… afwan kk, habisnya kakak sih dari tadi  kok diam aja disini dan senyum-senyum pula tu …"
"Eh…adek" sergahku
"Ya kk ampun..!!" dengan wajah memelasnya.

Aku hanya tersenyum melihat sikap adekku ini. Gadis kecil yang selalu menemaniku.
"Kk kapan menggenap kan Dien nya? Ummi terus bertanya ama Ria tentang siapa akhwat yang dekat ama kakak, kata Ummi biar langsung dilamar..!! kata Ummi  klw gak dalam  2 minggu ini gak ada, biar Ummi yang nyari kan akhwat untuk jadi istri kk..!!!" ujarnya
"Emang kayak mencari baju dipasar" gumamku dalam hati
"Hem…" ku hela nafas.

Ummiku selalu mengingikan aku cepat menikah, karena aku anak pertama dan Ummiku juga tinggal sendiri di kampung, sang pangerannya telah lama meninggalkannya semenjak aku kelas 2 SD,,!!  Ummiku yang gagah pemberanilah yang membesarkan  kami berdua hingga saat ni aku sudah  27 tahun. Jika kuingat  masa kecil kami, aku ingin menangis mengingat pengorbanan yang dilakukan Ummiku..!!! Ummi aku akan membahagiakanmu  itu janjiku yang tertulis dihatiku.

"Gimn kbr  ummi dek???" tanyaku kpd Ria
“Alhmdulillah baek, gimana jawaban untuk Ummi???" desak ria
"2 minggu kan dek…!!" tanyaku
"Ya…" jawabnya dengan  mantab
"Ya uda  kakak akn kasih jawaban dua minggu lagi. Dek kakak mau istirahat dulu ya…! kulangkahkan kaki ini menuju  kamarku.

Tiba–tiba Ria memelukku dari belakang “maafkan Ria kak..!! ada yang bisa Ria bantu???" ujarnya
Ku balikkan tubuhku dan ku belai  kepalanya “ maaf untuk apa dek??? udalah adek dan Ummi gak pernah salah..!! Tenang ya sayang,,, kakak akan cari menantu dan kakak ipar yang baik untuk Ummi dan  adek..!! Oke.. kakak kedalam dulu ya…!!" Kulihat wajahnya masih menyimpan keraguan.

******

Aku masuk ke kamar dan sejenak kemudian membaca surat   Faathir   11.   
“Dan Allah menciptakan kamu dari  tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan   kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.”  

Ya Allah, seandainya engkau memang benar-benar menjodohkannya kepadaku. Maka aku akan senang sekali, tetapi aku juga tahu. Bahwa keinginan dan kesenangan-Mu jauh lebih aku senangi!

Aku bingung. Bingung dalam rasa ketertarikan kepada seorang akhwat. Aku tidak melihat wajahnya, yang aku lihat geliat dakwahnya. Sungguh sangat memukau. Dia begitu bersemangat dalam berdakwah. Ketegasan dalam memimpinnya pun sudah aku rasakan. Seorang leadership yang begitu hebat. Sangat   hebat menurutku. Walau dia akhwat tapi kepemimpinan nya layak disandingkan dengan ikhwa. Oleh sebab itu ia disebut akhwat Haraki..!!he..he.. julukan yang diberikan all- ikhwah untuk akhwat tersebut.

Entah aku melihat dengan nafsuku atau karena dia bisa memperlihatkan kemuliaan akhlaknya. Aku     sangat  bingung. Apakah aku harus memberitahukan maksudku ini? Tapi aku malu ! Tidak, aku   tidak   boleh   malu. Ini bukan sebuah rasa malu. Walaupun aku nanti ditolak, biarkan. Tapi, ini bukanlah rasa malu. Meskipun   ditolak, tapi ini bukanlah hal yang memalukan. Yang memalukan adalah seorang ikhwah yang hanya memendam rasa cintanya dan hanya bisa berharap tanpa ada usaha yang pasti untuk menggapainya. Dan Aku harus bisa menggapainya. 
 Aku langsung menyambar HP, aku langsung menelephon murobbiku  ustz Azhari.
“Hallo”    Ucap ustad  Azhari
“Hallo, Assalamualaikum ustad…” Salamku.
“Ana pengen ketemu, ustad! Sekarang ustad ada dimana?” Tanyaku  balik.
“Ana di rumh, antum datang  aja yah!” jawabnya.
“Ok, ustz. Ana sekarang meluncur kesana!” ucapku
“Iya, ana tunggu!” jawab nya
“Assalamualaikum!” Ucapku.
“Walaikumsalam!” balasnya
Dengan segera aku langsung bergegas kerumah murobbiku

 ***

“Wah, ini ada apa? kok kelihatannya  ada masalah yang besar!” ucap Murrobbiku.
“Nggak juga sih Ustad, ana mau silahturahmi aja.” jawabku enteng tetapi menyiratkan sesuatu yang terpendam. 
Ustad Azhari  tersenyum. “Hem, mana mungkin hanya silahturahmi pasti ada yang lainnya.”
“Hehe... ustad tahu aja! Ana mau tanya Ustad tentang akh Rian”  Ucapku
“Ada apa, dengan akh  Rian?”  Jawab murrobiku
“Ana pernah ngobrol dengan Akh Rian, kalau dia ingin  menembak duluan.  Sudah
belum Ustz?” Tanyaku.
“Oh, itu. Alhamdulillah, sudah! Tetapi, jangan memberitahu teman-teman antum dahulu.
Ini masih dalam proses. Ana bersyukur, ada ikhwa  yang seberani itu!”
“Hem, lalu si akhwat menerima nggak  ustad?”
“Insya Allah, dari  ta’arufnya. Si akhwat menerima! Memangnya kenapa?”
“Oh... nggak apa-apa kok ustad!” Jawabku, sedikit tergagap.
“Nggak apa. Apa, nggak apa-apa?” Goda ustad Azhari.
“Hehe... nggak  apa-apa kok ustad! Ana hanya pengen meniru Akh  Rian.” Jawabku. Sedikit tersenyum malu.

 ***

Begini ustad..! Ummi  ana  menginginkan ana segera  menikah dan ana hanya di kasih waktu 2 minggu untuk mencari akhwatnya,apabila ketika tiba waktunya  ana belum dapat kan  jodoh maka Ummi ana akan menikahkan ana dengan anak teman almarhum Ayah ana…!!
“Wah  waktunya singkat ya…!Apa ada akhwat yang  mau secepat itu!”ucapnya
“Eh   tadi antum bilang ingin meniru  Akh Rian.”
Ya ,,,ustad..!!!jawabku  tegas..
“Siapa  akhwatnya? Yang bisa meluluhkan hati antum” ujarnya
“Ah,,usta d ada-ada aja” aku tersipu malu…
“Namanya   Ukh  Sinta. Akhwat  itu  satu kampus dengan ana tapi sudah beberapa tahun ini kami tak pernah berkomunikasi bahkan ana gak tahu  dia dimana ustad”
“Wah  sulit   juga  akh! karena kita tidak mempunyai jalur komunikasi  ke akhwat itu.Antum ada kenal seseorang yang kemungkinan tau keberadaan akhwat itu…!!”Ucapnya
Ku berpikir sejenak,memutar memori yang hampir beberapa tahun ini terpendam.
“Oh ya  Ada  ustad ..!akh Ari   adiknya akhwat tersebut…tapi  ana kurang  tau dia kost dimana  dan ana juga gak ada no hp nya ustad..!!”
“Oke,,kita sudah dapat   jalur   komunikasinya,Akh Ari tu kuliah ditempat antum kuliah kan” ujarnya
Ya ustad..!!jawabku
“Sekarang antum tidak perlu  khawatir.Serahkan semua nya kepada ana. Insyallah ana akan bantu  dan secepat nya ana akan kabari  antum.”
“Syukron ustad.Kalau  bisa  jangan  sampe   2 minggu ustad”
“InsyaAllah  akh”

****
Sudah  satu minggu berlalu sejak pertemuanku dengan  ustad   Azhari,tapi sampai sekarang belum ada kabar. Aku semakin resah..! Disetiap sholat ku selalu  kupanjatkan doa .
Seperti  biasa ku berangkat kerja dengan motor ku, tapi untuk  1 minggu ini aku tidak ada bertemu lagi  dengan  AKHWAT  PEMBALAP   itu lagi.   Mungkin akhwat tersebut sudah tidak melewati jalan ini lagi  tapi siapa dia? Akhwat KAMMI daerah  atau  komisariat ya? Gumam ku dalam hati
Astagfirullah ..kok  aku malah memikirkan akhwat tersebut.  Ya  sudah lah  lebih baik ku focus kan diri untuk mengendalikan motorku.!!Ampuni  dosaku ya Rabb

“Tluutt.... Tluutt...” Dering Hpku.   
 Aku letakkan mushaf yang sedari tadi aku  lafalkan. Setelah itu, aku ambil Hp yang
Tidak  jauh berada disampingku “ust ad Azhari” tulisan yang tertera di LCD Hpku. Jantungku berdetak kencang…!! 

“Assalamualaikum” Ucapku.
“Walaikumsalam!” Jawabnya.
“Iya, ustad!” Gimana ada kabar ustad???tanyaku  dengan semangat
“Antum ni  kayak tak sabar   lagi   ya…!! goda murrobiku
 “He…he….”aku  tersipu malu..
Sejenak murobbiku  menarik nafas dalam-dalam. Dan menghembuskannya pelan. “Akhi, dari
Kabar  yang ana dapat dari akhi Ari..!!”Begitu susah murobbiku  berkata-kata”
Pertanda apa ini ya Rabb…”gumam ku dalam   hati 
“Hem.   Afwan   Akh.   Sesungguhnya akhwat  tersebut  sudah dijodohkan oleh orang tuanya  dan dalam minggu  ini akhwat tersebut akan menikah..!!”ucap murobbiku..
Ya  Rabb inikah jawaban dari doa-doa ku slama ini..!!Hati ini berdegub kencang  bagaikan ada sesuatu yang menusuk nya.Ternyata akhwat tersebut bukan jodohku..!!ni salahku memiliki rasa yang   seharusnya tidak berlabuh kepada yang bukan  Haq untuk  ku  miliki.
“Sabar   ya akh..!!Semoga ini jalan terbaik,semoga antum dapat mengambil hikmah dari semua ini.Insyallah sudah ada bidadri  yang akan menemani antum tapi mungkin bukan akhwat tersebut.” Ucap murobbiku 
Ya  ustz..!!Syukron telah membantu  ana.. dengan nada lemas
Jadi bagaiman keputusan antum untuk perjodohan itu???
Ana  belum bisa memutuskan ustz..!!ana harus tenangkan diri ana dulu,
Oke,,,Insyallah antum bisa membuat keputusan akh, Segera sholat istkharah  ya..!!
Insyallah ustz…!!Ya uda ustz…assalamualaikum..
Walaikumsalam..suaranya tampak mencemaskan ku..

Ku rebahkan tubuh ini,,
Tanpa terasa mengalir air disudut mataku..!!Sakit  sekali  rasanya  Ya  RABB,
Kemudian ku ambil wudhu..!!Kulakukan sholat sunnah  yang sebenarnya aku pun tak tahu aku sholat sunnah apa..!! Aku hanya ingin mengadu kepada Rabbku..!!setelah puas ku keluar kan semua  isi  hati ini dengan tangisan yang mungkin   Ria  mendengarnya  namun karena sudah tengah malam adikQ  itu gak berani ke kamarku.

*****

“Insya Allah, ana  adalah bidadari antum!” 
Aku     terbangun     dari   tidurku.    Jantungku     berdetak     cepat   tidak    karuhan. Keringatku   mengucur   deras.   Sejenak   aku   mengingat   mimpi   yang   menghampiriku. Tidak mungkin!  Gumamku lirih.  Sejenak   air  mataku    mengalir.    Entah    mimpi    tadi adalah sebuah kebahagiaan, atau sebaliknya. Aku tidak tahu! 

Suara    adzan    shubuh     menggema        dalam    keheningan      pagi.  Masya  Allah, malamku terlewat lagi. Tahajjudku, tertinggal  kembali. Segera aku bangun dari  peraduan kasur busa yang empuk. Bergerak menuju kamar mandi. Setelah berwudhu, aku   langsung  segera   mungkin   aku   keluar   dari kamar,     mengajak     Ria   untuk    langsung    kemasjid.    Ternyata     AdikQ  itu     sudah    berada menungguku.Untuk     berangkat     bersama-sama  kemasjid.    
“ Dek..!”kakak agak  lamaan  dimesjidnya,klw mau pulang duluan juga  ya.
“Ya   kak” jawab Ria

 *****

 Ku bermunajat kepada Rabb ku…
“Apa arti mimpiku itu ya Rabb?Apa sebenarnya,apa yang ingin Engkau  tunjukan  kepadaku?
Apakah  ini pertanda itu”  ucapku  dalam  doa 
Bergegas  ku langkah kan kaki menuju kontrakankan.Ternyata di depan kulihat  Ria
“Assalamualaikum..ada apa dek kok diluar?” Tanyaku
“Walaikumsalam..menunggu kakak.” jawabnya
“Emang ada apa?” Ucapku
“Tadi  Ummi telpon  dan ingin berbicara  sama kakak. kakak  uda ada keputusan?” ujarnya
“Insyallah uda dek.Mana hp nya???” dijulurkan nya hp itu kepada ku…
Ku lihat panggilan masuk kemudian ku panggil Ummi..!!
“Assalamualaikum Ren” sapa  Ummi dengan suara yang penuh kasih sayang  yang selama ini  membuat  hati   ini tenang mendengarnya.
“Walaikumsalam  Ummi. Pa kabar  mi?” Jawabku
Alhamdulillah baek.anak ummi gimana?
Reno dan Ria   sangat baik   mi…!!
Tanpa panjang lebar lagi ummi bertanya ‘ Gimana keputusanmu Ren,uda ada calon nya??
Gak  ada akhwat  yang mau sama anak mu ni  mi..!!jawabku
Bukan gak ada  tapi anak ummi aj yang pilih-pilih  kan..!!
Gak   kok   mi,,,!!
Ni   bukti  nya  ada akhwat yang menurut ummi cocok untuk mu  tapi  Reno gak mau…!!
“Bukan gak mau mi  tapi kan Reno harus berpikir dulu ketika mengambil keputusan” Ucapku
Nah,,,sekarang gimana keputusan Reno? Tanya ummi
Insyallah Reno  siap berta’aruf  dengan akhwat yang  Ummi  ajukan ..!!kalau boleh tau siapa namanya mi?
Subahannallah…!! Zahra  namanya.Dia  cantik  dan   sholeha,pokok nya Reno gak akan nyesal lo,,,!!
Ummi  ni…!!Reno yang mau nikah tapi kok ummi yang semangat x..!!
“He..he…akhirnya anak ummi memiliki pendamping” goda ummi
Ren ,,,hari minggu ini langsung akad nya..!!Ucap ummi
HA   mi,,,kok cepat x..!!Reno  kan belum berta’aruf dengan akhwat nya.
Ren..tidak perlu berta’aruf   lagi,ummi  dan pihak keluarga Zahra sudah sepakat dan Zahra juga sepakat..!!
Ren,   melangsungkan   pernikahan  dengan     cepat   itu  lebih  baik,   daripada   mengulur-ngulur       waktu    pernikahan!    Ummi  sudah   sangat  setuju  ketika keluarga Zahra meminta untuk langsung akad saja..!!

Setetes   bening   kristal   berjatuhan   dari   mataku.   Derai   kristal   yang   mencair   dimataku pun   bertautan   menyembur   keluar.   Tiada   kata   yang  dapat   aku   ucapkan.   Apa  yang sebenarnya di inginkan Rabb ku dengan jalan cinta ini.  Aku sangat kaget. Rencananya hanya melangsungkan acara khitbah. Malahan,  menjadi akad nikah. 
“Insayallah mi..Bila itu menurut ummi baik untuk  Reno..!!”
“Ya   uda ummi  mau kabari   keluarga  Zahra..!!”
“Assalamualaikum”
“Walaikumsalam.”

*****

Ku langkah kan kaki ku kekamarku ..
“Zahra”  akhwat seperti apa dia,sehingga begitu sanggup dia mengambil keputusan untuk langsung  akad  tanpa  pernah  bertemu dengan calon suami nya.Bagaiman Paras nya,bentuk tubuhnya apakah kurus atau gemuk???Aduh semua bergabung di kepala ku..!!astgfirullah  ini lah jodohku,aku tidak perlu berpikir bagaimana paras nya dan lain-lainnya???karena ini aku semakin tahu bahwa keimanan nya mendalam sehingga ia mampu membuat keputusan ini.Aku yakin Ummi ku tak akan salah  pilih. Dan juga Rabb ku yang telah menakdirkan nya.

Tanpa terasa tangan ini membuka hp,ku ingat ustz  azhari..!! ku kirim sms kepadanya ;
“Assalamualaikum..ustz
Ana telah membuat keputusan,ana akan menerima akhwat yang di jodohkan Ummi ana dan insyallah  hari minggu ini ana akan akad dengan akhwat tersebut. Syukron ustz  atas  bantuan nya dan motivasinya..!!”
Walaikumsalam..

Ku kirim sms tersebut..
Tut..tut..
Sms balasan dari ustz azhari  masuk..
“walaikumsalam..
Subahanallah  akh,,!!Semoga keputusan yang didasari oleh keimanan yang kuat.Barakallah…tapi afwan ana tak bisa datang ketika akad  antum karena ana lagi di Bogor..!!Ntr   setelah ana pulang dari bogor,ana  akan kabari antum.Jadilah imam yang membawa seluruh ma’mum ke JANNAH NYA.Jalani  rumah tangga dengan ikhlas dan cinta karena ALLAH SWT.

******

Hari   ini  tepat   dimana  aku  dan  Zahra  akan   melangsungkan   Ijab Qabul,,!Sampai  sekarang   pun  aku  belum  bertemu  dia sang calon istri ku. Ku ditemani sanak saudara ke rumah  keluarga Zahra.
Ketika  kami sampai dirumah  yang terletak di sudut  kota Siantar. Rumah tersebut   dikelilingi  taman  yang   memancarkan  kesederhanaan pemiliknya.

“Bismillah”  lirihku..
“Kak..itu kan  motor  kak  Rani  dosen  akhwat  yang  Ria cerita kan”  Bisik  Ria
Ku  palingkan  wajah  ini  kearah  sebuah  motor ,kupandang  lekat  motor  itu. “seperti  tak  asing ,tapi dimana ya  aku  pernah  me lihatnya???” gumam ku  dalam  hati

Setelah  ku lihat  stiker  di belakang nya.”Deg..” Seketika   jantungku  bagaikan  berhenti.
 “Ya  motor  itu..!!tapi  tidak mungkin,mulai  kupertajam   mata  ini  dan  emang   bener  itu  kan motor  AKHWAT  PEMBALAP yang  selalu  mendahului ku  itu” gumamku  dalam  hati
“Dek , siapa nama  dosen   akhwat  itu?? Nama Lengkap nya”  tanyaku
“Asinta  Zahrani” jawabnya

Lututku menjadi lemas. Tubuhku pun tak ayal menjadi lemas, ingin ku terjatuh. Tetapi aku masih tetap berusaha mempertahankan kondisi tubuhku. Asinta  zahrani  seorang akhwat  yang   selama ini  selalu  menggetarkan  hati  ini.

“Ya  Rabb,,,apa  kah  dia  calon  istriku??Ah..tidak mungkin  karena dia  kan  sudah  dijodohkan, mungkin  saja   hanya nama yang  sama” gumamku dalam  hati.

 Terlihat  hanya  beberapa  kerabat  dekat  yang  hadir . Ku langkah kan   kaki   ini  memasuki rumah  yang akan  menjadi  sejarah  perjalanan  hidupku .

“Assalamualaikum..”sapa Ummi
“Walaikumsalam” jawab  seorang  yang berperawakan besar  dan tentunya berkharisma.
“Wah,calon  besan dan menantu  uda datang” ucap  seorang ibu yang  sebaya Ummi.Kemudian  ibu tersebut memeluk Ummi.
“Ren, ni calon mertua mu..!!”Ustad   Heru  dan  ustzh   Lia “  ucap Ummi
Kemudian  ustad  heru   memeluk ku.Bagai seorang ayah  memeluk anaknya dengan kehangatan.Ustad Heru  hanya tersenyum..!

Subhanallah, sungguh aku benar-benar beruntung. Aku  mendapatkan seorang Bapak yang begitu sangat berkharisma. Wajahnya begitu cerah, tatapan   matanya   tajam   tapi   begitu   mempesona,  di   keningnya   terlihat   sekali.   Kehitam- hitaman,     bekas   sujud   yang   membekas.   Sungguh   aku   sangat   beruntung   sekali.   Allahu Akbar. 

“Assalamalaikum, Ustad!” ucapku.
“Walaikumsalam,        anakku!”    jawab    Ustad   Heru.   “Antum     tidak  usah   formal-formal
begitu anakku. Biasa aja!” lanjut ustad Heru

Kemudian  kami pun masuk  kedalam rumah ,ku lihat semua keluarga sudah  menunggu kedatangan  kami.
“Baik. Kalau semua sudah siap!” ucap penghulu itu. “saya harap untuk pengantin wanita
dan prianya duduk didepan saya. Untuk saksi dari laki-laki, silakan duduk disebelah kiri
saya. Dan untuk wali dari perempuan, silakan duduk disebelah kanan saya.”
“Zahra   kesini  nak..!!”Panggil  ustd  Heru

Masya Allah, ujung jilbab hijau melambai. Panjang ...serasa ada kipas angin ngala di dekatku. Masya Allah, rangkaian takbir tak sengaja ku lantunkan lirih...! Keringat dingin pun mengucur      lirih  dalam   pelipis  keningku.     Mataku     pun   sangat   susah   untuk   berkedip, bagaikan aku melihat sebuah bencana besar. Jantung dan nafasku pun, bagaikan terhenti. Mulutku tidak dapat berkata apapun. Semuanya kaku. Sungguh     benar-benar     diluar   dugaanku. Diluar kesadaran manusia.  

Sungguh   perencanan   Maha   perencanaan   yang  sangat   matang. Maha mengetahui   kegelisahan 
 hati   hambanya.   Maha   mengetahui   akan   kebutuhan   hambanya. Dan     Maha    membuat     kehidupan     hambanya      lebih  berarti.  Aku    masih   tetap  terdiam. Terpaku dan membisu, tidak dapat berkata apapun. Tubuhku masih tetap merasa sangat lemas.  Masya Allah. Jantungku berdetak kencang. Tidak pernah aku duduk bersebelahan persis seperti   ini,   dengan   seorang   akhwat.   Apalagi   dengan   seorang   akhwat   yang   aku   kagumi. Semua   ini   terasa   mimpi.   Mimpi   yang   benar-benar   terjadi.   Asinta  Zahrani   akan   menjadi  pendamping hidupku. Tetapi kini mulut dan hatiku, akhirnya bisa aku kuasai. Kini aku bisa mengucap  syukur dan takbir, berkali-kali.
 

" Rabb...Allahuakbar.....Masya Allah..." 

“Baik,     tirukan    kata-kata    saya!”   ucap    penghulu     itu.   'Dengan     ini,  saya    Reno Adrian Lubis, menikahi  Asinta Zahrani  binti Heru Irawan  dengan  mas  kawin seperangkat alat sholat dan  sebuah  motor “
Sambil bersalaman dengan ustad Heru. Aku melafalkan ucapan sakral itu. “Dengan ini,
saya Reno  Adrian  Lubis, menikahi Asinta  Zahrani binti Heru  Irawan dengan  seperangkat alat sholat  dan  sebuah motor.

****

" Mas.....ini naik motor  apa naik cacing  si, kok lambat banget ngendarain motornya. Sini aku aja yang di depan " 

‘Uda mas  aja sayang…!!Sekali-kali  kita lambat kan   gak apa –apa, bisa  lama berduaan nya” seraya itu  tangan lembutnya mencubit pinggangku.

Ya.. Asinta zahrani  idaman   hatiku  kini telah menjadi bidadari  yang akan  menemaniku  mengarungi jalan Dakwah  ini . 


NB:   Teruntuk   lelaki,   yang   akan   menjadikan   aku   sebagai   istri  yang   setia   dalam
mengarungi   bahtera   pernikahan   yang   dilingkupi   kebahagiaan   dan   diselingi   dengan penderitaan. Akhirat tujuan kekal kita, wahai yang akan mendampingiku dengan setia. Aku tak tahu namamu dan aku tak tahu dimana engkau berada. Tapi aku yakin engkau pasti   ada.  

2 komentar:

 
Top